Sabtu, 13 Oktober 2012

sejarah sumur Bandung

 

Sumur Bandung adalah sumur purba yang terbentuk karena suatu keajaiban.  Konon menurut sejarahnya, sumur ini terbentuk ketika Raden Adipati Wiranata Kusumah II yang waktu itu menjabat sebagai Bupati Karapyak (sekarang Dayeuh Kolot) beristirahat melepas lelah di pinggir kali Cikapundung. Beliau baru saja melakukan perjalanan yang sangat jauh untuk ukuran waktu itu yang keadaannya masih berupa hutan belantara. Beliau sangat berkeinginan untuk memindahkan ibukota dari Karapyak yang sering dilanda banjir Citarum ke kawasan yang bebas banjir. Saat beristirahat itu beliu menancapkan tongkatnya tidak jauh dari tempat duduk beliau. Ketika tongkat dicabut keluar air yang sangat jernih dari lubang bekas tongkat beliau. Agar air itu tidak terbuang percuma lalu beliau bersama rombongan ponggawa membuatkan lubang untuk menampung air tersebut, yang akhirnya di kemudian hari disebut Sumur Bandung. Dan atas persetujuan Daendels ibukota Kabupaten Bandung dari Karapyak pindah ke kawasan dekat sumur tersebut, yaitu dengan dibangunnya Pendopo sebelah selatan alun-alun sekarang.
Sumur ini sebenarnya ada dua. Lokasi yang pertama berada di lantai dasar Gedung PLN Distribusi Jawa Barat. Keberadaannya sangat terawat. Bahkan airnya sering diambil oleh para pejabat PLN dan masyarakat umum untuk dibawa pulang. Menurut kabar, air itu sangat mujarab untuk mengobati berbagai penyakit. Lalu lokasi yang kedua berada tepat di pusat kota. Persisnya di tepi sungai Cikapundung yang membelah kota Bandung. Kedua sungai ini jaraknya berdekatan. Hanya dipisah jalan protokol Asia Afrika. Uniknya, meski di atas Sumur Bandung yang satu, telah berdiri bangunan kokoh. Meski begitu, keberadaan Sumur Bandung dibiarkan tetap utuh. Bahkan diberi penutup berhiaskan mirip mahkota. Sehingga ada kesan bila sumur ini dihormati dan dijaga kelestariannya. Pada salah satu sisinya terdapat sebuah prasasti yang bertuliskan :

 

“Sumur Bandung Mere Karahayuan ka Rahayat Bandung
Sumur Bandung Mere karahayuan ka Dayeuh Bandung
Sumur Bandung Kahayuning Dayeuh Bandung
Ayana di Gedong PLN Bandung.”
Bandung 25 Mei 1811
Raden Adipati Wiranata Kusumah II
Para pengunjung dan wisatawan yang datang dari dalam dan luar kota Bandung biasanya sengaja datang untuk mengambil airnya karena dianggap mempunyai kekuatan. Salah satu keistimewaan  sumur ini selain airnya sangat jernih, di  musim kemarau pun  air sumurnya tetap melimpah. Maka dari itu ajaklah teman, saudara ataupun keluarga untuk berkunjung ke situs peninggalan Sumur Bandung ini. Sebagai pilihan alternatif untuk anda yang senang berwisata sejarah

 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar