Sumur
Bandung adalah sumur purba yang terbentuk karena suatu keajaiban.
Konon menurut sejarahnya, sumur ini terbentuk ketika Raden Adipati
Wiranata Kusumah II yang waktu itu menjabat sebagai Bupati Karapyak
(sekarang Dayeuh Kolot) beristirahat melepas lelah di pinggir kali
Cikapundung. Beliau baru saja melakukan perjalanan yang sangat jauh
untuk ukuran waktu itu yang keadaannya masih berupa hutan belantara.
Beliau sangat berkeinginan untuk memindahkan ibukota dari Karapyak yang
sering dilanda banjir Citarum ke kawasan yang bebas banjir. Saat
beristirahat itu beliu menancapkan tongkatnya tidak jauh dari tempat
duduk beliau. Ketika tongkat dicabut keluar air yang sangat jernih dari
lubang bekas tongkat beliau. Agar air itu tidak terbuang percuma lalu
beliau bersama rombongan ponggawa membuatkan lubang untuk menampung air
tersebut, yang akhirnya di kemudian hari disebut Sumur Bandung. Dan atas
persetujuan Daendels ibukota Kabupaten Bandung dari Karapyak pindah ke
kawasan dekat sumur tersebut, yaitu dengan dibangunnya Pendopo sebelah
selatan alun-alun sekarang.
Sumur ini sebenarnya ada dua. Lokasi
yang pertama berada di lantai dasar Gedung PLN Distribusi Jawa Barat.
Keberadaannya sangat terawat. Bahkan airnya sering diambil oleh para
pejabat PLN dan masyarakat umum untuk dibawa pulang. Menurut kabar, air
itu sangat mujarab untuk mengobati berbagai penyakit. Lalu lokasi yang
kedua berada tepat di pusat kota. Persisnya di tepi sungai Cikapundung
yang membelah kota Bandung. Kedua sungai ini jaraknya berdekatan. Hanya
dipisah jalan protokol Asia Afrika. Uniknya, meski di atas Sumur Bandung
yang satu, telah berdiri bangunan kokoh. Meski begitu, keberadaan Sumur
Bandung dibiarkan tetap utuh. Bahkan diberi penutup berhiaskan mirip
mahkota. Sehingga ada kesan bila sumur ini dihormati dan dijaga
kelestariannya. Pada salah satu sisinya terdapat sebuah prasasti yang
bertuliskan :
“Sumur Bandung Mere Karahayuan ka Rahayat Bandung
Sumur Bandung Mere karahayuan ka Dayeuh Bandung
Sumur Bandung Kahayuning Dayeuh Bandung
Ayana di Gedong PLN Bandung.”
Bandung 25 Mei 1811
Raden Adipati Wiranata Kusumah II
Para pengunjung dan wisatawan yang
datang dari dalam dan luar kota Bandung biasanya sengaja datang untuk
mengambil airnya karena dianggap mempunyai kekuatan. Salah satu
keistimewaan sumur ini selain airnya sangat jernih, di musim kemarau
pun air sumurnya tetap melimpah. Maka dari itu ajaklah teman, saudara
ataupun keluarga untuk berkunjung ke situs peninggalan Sumur Bandung
ini. Sebagai pilihan alternatif untuk anda yang senang berwisata
sejarah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar