Selasa, 10 Januari 2012

Mengenang Bosscha

Makam tempat peristirahatan terakhir Bosscha berada di tengah rindangnya pepohonan di kawasan perkebunan teh Malabar. Makam Bosscha hingga saat ini masih terawat baik. Makam ini cukup megah. Pusaranya ditutup dengan kubah berarsitektur Eropa. Sekeliling makam dipagar dan ditutupi sejumlah pohon besar yang telah berumur tua.  Di depan pintu gerbang makam, terdapat prasasti bertuliskan tanda jasa dan penghargaan yang diterima Boscha.
 
 
 

Bosscha atau nama lengkapnya Karel Albert Rudolf Bosscha lahir pada tahun 1865 di Belanda, dan wafat pada tanggal 26 November 1928 di Malabar Bandung, Jawa Barat. Dia datang ke Indonesia sekitar tahun 1887, dengan mengembangkan perkebunan teh Malabar dan Pangalengan.
Makam Boscha 
Bosscha juga merupakan seorang pemerhati astronomi. Peninggalannya yang paling terkenal adalah Observatorium Boscha di Lembang, Jawa Barat.


Bah Ohim, adalah penjaga makam Bosscha, dia telah 9 tahun menjadi penjaga makam. Untuk pekerjaannya ini dia tidak mendapatkan upah. Untuk hidup sehari-hari Bah Ohim mengandalkan uang pensiun dan hasil berdagang benalu teh pesanan para pengunjung makam. Menurut kakek berusia 79 tahun ini, Bosscha dahulu dikenal sebagai juragan Belanda yang dermawan. Beberapa peninggalannya hingga kini bermanfaat bagi masyarakat umum. Diantaranya Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung dan Rumah Sakit Mata Cicendo.
Pada tahun 1923, Bosscha menjadi perintis dan penyandang dana pembangunan Observatorium di Lembang. Observatorium Bosscha merupakan tempat peneropongan bintang terbesar se-Asia Tenggara, dan merupakan satu dari tiga observatorium yang terdapat di belahan bumi selatan. 
Sejumlah gedung bersejarah lain juga merupakan sumbangsih Bosscha. Diantaranya Techniche Hogeschool, yang saat ini dikenal dengan nama Institut Teknologi Bandung. Bosscha merupakan pemrakarsa berdirinya Techniche Hogesscool.  Pada tahun 1924 Bosscha menjabat sebagai Ketua Dewan Direktur atau Ketua Dewan Kuratornya. Di Fakultas Fisika ITB terdapat lab 1201 sumbangsih Bosscha. Di depan laboratorium ini, terdapat prasasti untuk mengenang jasa Bosscha.

Makam Bosscha

Sciete Concordia yang kini di kenal dengan nama Gedung Merdeka Bandung, tempat Konfrensi Asia Afrika pertama sekali diselenggarakan di kota Bandung, juga diyakini sebagai salah satu sumbangsih Boscha.  Gedung Merdeka yang terletak di Jalan Asia Afrika Bandung ini pada tahun 1921 merupakan gedung pertemuan yang paling lengkap dan mewah. Perancangnya adalah seorang arsitek ternama CP Wolf Schoemaker.  Gedung ini dirancang dengan sentuhan seni art Deco. Dulu Gedung Merdeka difungsikan sebagai tempat pertemuan orang Belanda, tempat rekreasi sekaligus hotel.
Selama hidupnya Bosscha tidak menikah. Karena kecintaannya pada perkebunan teh Malabar, dia meminta jasadnya dimakamkan diantara pepohonan teh di kawasan perkebunan teh Malabar.
Aksesibilitas, 
Makam Bosscha terletak di area perkebunan teh Malabar, Kabupaten Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar